AKU HARUS SUKSES
Kiat Sukses Berwirausaha Dalam Islam
Sepenggal kisah
Anas bin Malik r.a. meriwayatkan:
” … dan berkatalah Sa’ad kepada Abdurrahman: “Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silakan pilih separoh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian Anda, akan kuceraikan ia hingga Anda dapat memperisterinya……!
” … dan berkatalah Sa’ad kepada Abdurrahman: “Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silakan pilih separoh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian Anda, akan kuceraikan ia hingga Anda dapat memperisterinya……!
Jawab Abdurrahman bin ‘Auf: “Moga-moga Allah memberkati Anda, isteri dan harta Anda ! Tunjukkanlah letaknya pasar agar aku dapat berniaga….!
Abdurrahman pergi ke pasar, dan berjual belilah di sana…….ia pun beroleh keuntungan …!
Demikianlah sepenggal kisah dari Abdurrahman bin ’Auf, seorang
saudagar kaya pada masa Rosulullah SAW, Beliau adalah salah satu dari 8
orang yang pertama masuk Islam.
Kenapa harus bekerja ??
Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa
dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksanya.” (QS. Al-Maidah: 2)
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT suka kepada
hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah payah mencari
nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid
fisabilillah.” (HR.Imam Ahmad)
Rasul adalah seorang entrepreunership atau wirausahawan. Mulai usia 8
tahun 2 bulan sudah mulai menggembalakan kambing. Pada usia 12 tahun
berdagang sebagai kafilah ke negeri Syiria dan pada usia 25 tahun Rasul
menikahi Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda. Ini menunjukan bahwa
Rasul merupakan seorang wirausahawan yang sukses.
Jiwa wirausaha harus benar-benar ditanamkan dari kecil, karena kalau
tidak maka potensi apapun tidak bisa dibuat menjadi manfaat. Prinsip
dari wirausahawan adalah memanfaatkan segala macam benda menjadi
bermanfaat. Tidak ada kegagalan dalam berusaha, yang gagal yaitu yang
tidak pernah mencoba berusaha.
Gagal merupakan informasi menuju sukses, keuntungan bukan hanya
untung untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Kredibilitas diri
kita adalah modal utama dalam berwira usaha, dengan menahan diri untuk
tidak menikmati kebahagiaan orang lain sebagai keberuntungan kita. Jual
beli bukan hanya transaksi uang dan barang, tapi jual beli harus
dijadikan amal soleh yaitu dengan niat dan cara yang benar.
Uang yang tidak barokah tidak akan dapat memberi ketenangan, walau
sebanyak apapun akan tetap kekurangan dan akan membuat kita hina.
Berjualan dengan akhlak yang mulia, pembeli tidak hanya mendapat
fasilitas dan tidak hanya mendapatkan barang tapi juga melihat kemuliaan
akhlak seorang penjual.
Ukuran keuntungan Islam
Alat ukur keuntungan dalam berbisnis atau bekerja itu ada lima.
Pertama, yang namanya untung itu adalah kalau apa yang kita lakukan
menjadi amal shaleh. Walaupun belum (atau bahkan tidak) mendapatkan
uang, tetapi jika telah berkesempatan menolong orang lain, meringankan
beban orang lain, memuaskan pembeli atau melakukan apapun yang menjadi
kebaikan di sisi Allah, maka semua itu sudah merupakan keuntungan.
Oleh karena itu, kalau kita sudah meyakini bahwa pembagi rezeki
adalah Allah, maka bisnis kita bukan lagi dengan manusia, tetapi dengan
Allah, penggenggam setiap rezeki.
Waspadalah terhadap bisnis yang tidak menjadi amal, yang tidak
menjadi nama baik, yang tidak menjadi ilmu, yang memutuskan silaturahmi,
dan yang mengecewakan orang lain. Karena semua itu bukan keuntungan,
tetapi bencana.[Q.E.D.]
(Wagus/dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar