Kamis, 15 September 2011

Mikrobiologi: Polyporus rhinocerus


Polyporus rhinocerus

Polyporus rhinocerus (Nama Cina, hurulingzhi) adalah tipe jamur putih yang biasa didistribusikan di Cina, Malaysia, Sri lanka, Filipina, Australia, dan Afrika timur (Huang, 1999a). Informasi jamur ini sangat terbatas di literatur.

Morfologi dan Taksonomi
Sclerotium dari P. rhinocerus memiliki bentuk lingkaran, oval bahkan tidak beraturan (diameter 4-5 cm). Rind (biasanya berwarna putih – coklat pucat) di tubuh buah yang berbentuk oval ditumbuhi struktur dalam yang tipis, putih, dan halus seperti serbuk (Huang, 1999b). Sclerotium dari P. rhinocerus merupakan salah satu folk mahal yang biasa digunakan oleh dokter di Cina untuk mengobati kanker liver, hepatitis kronis, dan gastric ulcers. Karena berhasil dikultivasi, nama ilmiah dan taksonomi jamur ini telah diidentifikasi dan dikonfirmasi dengan karakterisktik morfologi konvensional sebagai P. rhinocerus Cooke atau Lignosus rhinocerus Cooke Ryv., masuk kedalam Eumycota, Basidiomycotina, Hymenomycetes, Aphllophorales, dan Polyporaceae (Huang, 1999a,b).
Sumber Gambar: www.eol.org/pages/192772
Proses Kultur
Informasi kultivasi P.rhinocerus sangat terbatas. Meskipun demikian, kultivasi p.rhinoceros sclerotia berhasil dilakukan dengan menggunakan kantong substrat seperti yang dilaporkan Huang (1999b). Kompos tambahan yang digunakan adalah saw dust (80%), wheat bran (18%), sugar cane (1%), CaCO3 (1%), dan air (1 : 1 – 1,4). Semua kompos tambahan harus tercampur rata dan dimasukkan kedalam kantong plastik polipropilen transparan (170 x 350 x 380 x 0,05 mm) hingga 2/3 tinggi. Setelah memasukkan semua kompos ke dalam kantong plastik, buka ujung kantong plastik dan ditutup dengan kapas.
Kompos menyebabkan terbentuknya permukaan pertumbuhan Sclerotia (Huang, 1999b). Ketika kantong plastik didinginkan pada temperature 30oC, setiap kantong substrat diinokulasi secara aspetik dengan spawn (Miselia P. rhinocerus dengan kemampuan pembentukan sclerotium, tumbuh pada medium sawdust-wheat bran selama 30 – 40 hari pada temperature 20 – 25oC) diikuti oleh proses inkubasi pada 20 – 26oC di ruang inkubasi. Setelah 1,5 bulan, telah terbentuk koloni pada kantong plastik dan sclerotia mulai terbentuk. Pada tahap ini, sclerotia dapat tumbuh pada kantong substrat atau tumbuh pada tanah (tanpa kantong plastik) dibawah dedaunan pohon sedangkan kompos dalam kantong substrat telah mengecil dan menjadi halus secara perlahan – lahan (sekitar 6 bulan). Jamur semakin matang dan siap untuk dipanen. Semua hasil panen dari sclerotia dicuci bersih dan dikeringkan untuk proses lanjutan sebagai obat.

Pemanfaatan
Lignosus rhinocerus adalah salah satu jamur obat tradisional yang biasa digunakan untuk menyembuhkan penyakit kanker seperti kanker payudara, kanker perut dan kanker paru – paru. Disamping itu, digunakan juga untuk asma, demam, batuk, keracunan makanan, dan obat luka

Referensi
Cheung, Petter C.K.2008.Mushroom As Functional Food.New Jersey: John Wiley & Sons Inc
Cui, Bao – Kai et al. 2010. Morphological and Molecular Evidences for A New Species of Lignosus (Polyporales, Basidiomycota) from Trofical China. German Mycological Society and Springer: Mycol Progress, DOI 10.1007/s11557-010-0697-y
Seng, Tan Chon et al.2010. A Malaysian Traditional Medicine for Cancer Treatment: “Cendawan Susu Harimay” (Lingosus rhinocerus). UK-Malaysia Symposium On Drug Discovery And Development for Cancer: P14
http://www.eol.org/pages/192772 diakses tanggal 30 Maret 2011 pukul 09.52 – 09.55

1 komentar: